Puisi Sahabat (Mari Bersaudara)
Saturday, 9 January 2016
Puisi sederhana namun penuh makna. Dikisahkan semua dengan bahasa yang sempurna. Dengan judul "Mari Bersaudara" berarti mengajak seluruh manusia untuk saling mengenal, saling mengasihi, dan saling berbagi. Semoga menginspirasi
MARI BERSAUDARA
oleh Syukri Isa Bluka Teubai
Hei sekalian manusia
Mencarimu untuk bersenda
Temani jangan biarkan sendiri dalam poeh cakra
Sungguh teramat banyak laksa
Dan dengarlah Aku bercerita
“Kita ini manusia, seorang hamba dan bertuhan
Aku heran sampai setengah mati dan berang
tertawa kadang menangis dan melawan
Aku tahu kita punya tuhan, bebas dalam berpikiran
boleh melakukan sesuatu kerana kemerdekaan
Tapi, syurga dan neraka benarlah ada bukan kefanaan.
Lihat dan perhatikan mereka semua mati, semua mati
kenapa tiada pernah bertanya siapa yang ia jumpai?
Adakah tuhan-tuhan itu
atau ia menjumpai dan di azab oleh Tuhan yang Satu!
Aku tahu, kita berpura-pura tuli, buta dan bisu
Kapan akan sadar duhai kamu sekalian sahabatku.”
Bahawa di sana akan ada rasa iri
Pada bidadari yang melambaikan tangan gemulai
Senyuman indah menusuk sanubari
Harum selembut kesturi
Tiada bisa dipungkiri
Dan tiada guna akan kata:
“Aku menyesal kerana tiada mendengar seruan itu”
Sungguh tiada gunanya lagi
Tiada arti lagi
Duhai manusia
Mari kita bersaudara
Tabuh riuh genderang cinta
Cinta sesama hamba
Dan di Firdaus kelak kita akan berjumpa
oleh Syukri Isa Bluka Teubai
Hei sekalian manusia
Mencarimu untuk bersenda
Temani jangan biarkan sendiri dalam poeh cakra
Sungguh teramat banyak laksa
Dan dengarlah Aku bercerita
“Kita ini manusia, seorang hamba dan bertuhan
Aku heran sampai setengah mati dan berang
tertawa kadang menangis dan melawan
Aku tahu kita punya tuhan, bebas dalam berpikiran
boleh melakukan sesuatu kerana kemerdekaan
Tapi, syurga dan neraka benarlah ada bukan kefanaan.
Lihat dan perhatikan mereka semua mati, semua mati
kenapa tiada pernah bertanya siapa yang ia jumpai?
Adakah tuhan-tuhan itu
atau ia menjumpai dan di azab oleh Tuhan yang Satu!
Aku tahu, kita berpura-pura tuli, buta dan bisu
Kapan akan sadar duhai kamu sekalian sahabatku.”
Bahawa di sana akan ada rasa iri
Pada bidadari yang melambaikan tangan gemulai
Senyuman indah menusuk sanubari
Harum selembut kesturi
Tiada bisa dipungkiri
Dan tiada guna akan kata:
“Aku menyesal kerana tiada mendengar seruan itu”
Sungguh tiada gunanya lagi
Tiada arti lagi
Duhai manusia
Mari kita bersaudara
Tabuh riuh genderang cinta
Cinta sesama hamba
Dan di Firdaus kelak kita akan berjumpa
forex trading, car, insurance
Mau puisi atau karya sastra kamu di tampilkan di situs ini? Silakan kirim karya kamu dengan klik >> KIRIM KARYAMU. Tulisan tentang Puisi Sahabat (Mari Bersaudara) ini, mudah-mudahan bisa memberi inspirasi bagi kamu semua.
loading...